Basri Wahid

Banyak yang mengatakan bahwa guru yang bernama BASRI WAHID ini salah mengambil jurusan. Pasalnya, karena ia lebih banyak berkecimpung di bidang seni mus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ada Apa dengan Barang Bekas?

Ada Apa dengan Barang Bekas?

#Tantanganmenulisgurusiana

#Tantangan hari ke-41

Anda pasti memliki barang bekas yang tak terpakai. Apa yang Anda lakukan terhadap barang bekas tersebut? Langsung membuangnya? Atau masih kita simpan dengan harapan kalau suatu saat barang itu masih kita butuhkan. Ya, mungkin ada kalanya kita membutuhkan barang bekas itu. Namun bagaimana jika barang itu kita simpan selama bertahun-tahun tetapi pada kenyataannya tidak kita gunakan? Malah semakin menambah sesak gudang di rumah kita yang justru membuat kita tak betah?

Setiap orang tentu memilki perlakuan yang berbeda terhadap barang-barang bekas di rumah masing-masing. Ada yang cenderung langsung membuangnya, ada pula yang masih menyimpan barang-barang bekas itu dengan alasan sewaktu-waktu barang itu akan dibutuhkan.

Apakah Anda termasuk tipe yang pertama? Langsung membuang barang-barang yang tak diperlukan lagi tanpa berpikir kalau barang-barang bekas itu berguna suatu saat nanti? Atau Anda tergolong ke dalam tipe yang kedua? Anda enggan membuang-barang-barang bekas dengan alasan sayang, dan menjaga kemungkinan kalau-kalau suatu saat akan diperlukan?

Jika Anda termasuk ke dalam tipe yang pertama berarti Anda tipe orang yang tak suka mengenang masa lalu. Anda lebih praktis dalam berpikir, dan tak mau direpotkan dengan tumpukan barang-barang bekas. Namun jika Anda tergolong ke dalam tipe kedua, berarti Anda termasuk orang yang sulit melupakan kenangan. Anda cenderung sayang melepas sesuatu milik anda, dan berpikir dengan segala kemungkinan ke depan, walaupun pada kenyataannya barang tersebut hanya akan menambah sempit gudang rumah Anda.

Dulu saya termasuk tipe orang yang suka menyimpan barang-barang bekas. Saya merasa amat sayang jika barang-barang itu dibuang. Bagi saya sebuah barang yang pernah ada dan pernah kita miliki adalah kenangan yang sulit untuk dilupakan. Maka wajar saja rumah saya dulu dipenuhi dengan tumpukan barang-barang bekas hingga membuat kita stres melihatnya. Tentu saja hal ini sangat mengganggu ketentraman berada di rumah.

Namun seiring waktu ternyata barang yang saya simpan tersebut justru tak terpakai juga malah menimbulkan berbagai masalah. Sejak itu saya mulai mengurangi kebiasaan untuk menyayangi barang yang sebetulnya tak berguna lagi itu. Walaupun penyakit itu terkadang masih ada, namun saya paksakan untuk membuang seluruh kenangan yang ada pada barang bekas itu.

Saya terkejut, ketika suatu kali saya membaca postingan di dunia maya tentang kebiasaan menyimpan barang bekas itu. Dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa kebiasaan itu merupakan salah satu bentuk penyakit jiwa. Perilaku menimbun barang tergolong sebagai kelainan yang disebut hoarding disorder. Waduh, berarti saya sakit jiwa?

Benda yang ditimbun bisa macam-macam, mulai dari koran, buku, makanan, benda kenangan, pakaian, struk belanja, alat rumah tangga, tas plastik, tanaman dan hewan, hingga barang-barang bekas yang sudah kotor dan rusak. Saking banyaknya, timbunan barang-barang ini tidak lagi dapat ditata dengan teratur. Para penimbun umumnya menganggap benda-benda tersebut bersejarah, memiliki nilai sentimental, akan berguna di kemudian hari, atau pun terlalu sayang untuk dibuang.

Lalu, apa bedanya dengan kolektor barang?

Seorang kolektor barang biasanya mampu merawat dan menata dengan baik barang-barang koleksinya, yang umumnya memang memiliki nilai atau kegunaan. Sementara barag-barang yang ditimbun oleh seorang penimbun sering tidak terawat dan dapat membuat ruang gerak terbatas, bahkan bukan tidak mungkin dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Apa gejala-gejalanya?

Informasi yang saya baca menyebutkan bahwa perilaku menimbun barang ini dapat dikenali saat seseorang menunjukkan gejala-gejala seperti:

· Sulit untuk membuang barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan.

· Merasa resah saat membuang barang, bahkan merasa marah/tersinggung bila timbunan barang miliknya dibersihkan atau dibuang.

· Curiga jika orang lain menyentuh barang miliknya.

· Terus menambah atau membeli barang dan menyimpan barang bekas yang tidak ia butuhkan, meskipun tidak ada lagi ruang tersisa dalam rumah.

· Cenderung perfeksionis, sulit memutuskan sesuatu, kesulitan dalam mengorganisasi dan merencanakan hal, sering menghindar, dan menunda-nunda.

Wah, untung juga saya tidak separah gejala-gejala di atas. Maka dari itu jika Anda merasakan ada gejala seperti itu, maka bergegaslah untuk segera membuang jauh-jauh kebiasaan menyayangi barang bekas.

Lantas apakah Anda menyangka saya termasuk orang yang sulit melupakan kenangan lama?

Secara tegas saya katakan tidak. Maksudnya tidak melupakan. He he!

Sumber bacaan : https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/suka-menimbun-barang-bekas-bisa-jadi-gangguan-jiwa/

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dulu juga gt pak suka menyimpan barang yang menjadi kenangan tapi sekarang dipilah pilah mana yang masih bisa disimpan mana yang tidak.

20 Mar
Balas

Benar buk

20 Mar

Termasuk tipe yg kedua pak, tp dak parah2 amat la, muji yg disimpan yg bnr2 pny kenangan, makase info e pak

20 Mar
Balas

Same la kan aku mun gitu he he

20 Mar

Mantap Pak, sikapku terhadap barang bekas lihat-lihat barangnya. Kadang aku tipe1 kadang tipe 2

20 Mar
Balas

He he, awak labil artinyo

20 Mar

Mantap pak...sepertinya bukan krn hoarding disorder tp karena naluri manusia. Setiap orang pasti ada menyimpan barang yg tidak dipakai tp tidak ingin membuangnya.

20 Mar
Balas

Benar itu

20 Mar

Barang bekas, dimanfaatkan saja pak sape tau agik dpt laku?, ha, ha, ha.

20 Mar
Balas

Auk

20 Mar

Kalau aku lihat barangnya dulu pak, jadi bisa masuk ke tipe 1 atau 2 hehee

21 Mar
Balas

Aku masuk di tipe ke2. sayang dg barang "yang lama ape agik itu pembelian orgtua yang sudah tidak ada... dirumahku malah masih ada lemari yang sudah berumur 40th tempat aku ngumpet mun bemain petakumpet dimasa kecil dulu. jadi misal nk dibuang /dibakar gimana gitu.

20 Mar
Balas

Raga same la mun gitu

20 Mar



search

New Post