Basri Wahid

Banyak yang mengatakan bahwa guru yang bernama BASRI WAHID ini salah mengambil jurusan. Pasalnya, karena ia lebih banyak berkecimpung di bidang seni mus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Selembar Surat untuk Sang Guru

Selembar Surat untuk Sang Guru

#Tantanganmenulisgurusiana

#Tantangan hari ke-45

Bulan-bulan ini

Kami kedatangan tamu

kedatangan Sang guru

Wajahnya sangar dan menyeramkan

Begitu galak dan menakutkan

sengaja oleh pemiliknya dikirimkan

hingga kami mendapat pelajaran

akan makna kehidupan

Banyak di antara kami

selama ini tangannya jarang dicuci

Kini kau ajarkan

untuk selalu mencuci

Banyak di antara kami

selama ini mandinya hanya sekali sehari

Terkadang jarang mandi

Hingga tubuh penuh daki

Kini kau ajarkan mereka selalu bersuci

Jadi takut jika tak mandi

Banyak di antara kami

selama ini pakaiannya jarang berganti

Baunya menyengat setiap hari

Menebar jagat raya ini

Kini kau ajarkan untuk berganti

dan mencucinya setiap hari

Kami baru sadar

untuk hal-hal kecil dan mendasar

Pendidikan yang tinggi hingga mendapat gelar

tak cukup membuat kami pintar

Karena kesombongan-kesombongan kami

Mengharuskan kau harus hadir

Berita kehadiranmu telah mengguncang dunia

Menjadikan setiap tidur kami terjaga

biar kami sadar atas segala alpa

yang selama ini kami lakukan

Kami diajarkan makna kebersamaan

Ketika bepergian dan berkumpul

jadi larangan

hingga kami dipenjarakan

dalam vila-vila kesenangan

Kami juga sadar

mungkin selama ini

bibir dan lidah kami

kurang fasih menyebut nama pemilikmu

yang sesungguhnya juga pemilik kami

Namun kini,

Di tengah kehadiranmu mencekam dan menakutkan

Banyak di antara kami yang baru sadar berucap

“Ya Allah, Allahuakbar, Astaghfirullah”

Nama yang seharusnya menjadi buah bibir kami

Setiap hari

dalam sehari semalam

Wahai guru kami yang amat menakutkan

Mungkin sudah cukup pelajaran bagi kami

untuk mengubah sikap kami yang lalai

sudah cukup pelajaran bagi kami

Tentang hakikat hidup

di dunia yang fana ini

Lihatlah!

saudara-saudara kami

yang telah bergelimpangan

sudah cukup merobek hati

dan perasaan kami

Pelajaran yang kau berikan

melalui kelas-kelas online

dari negeri Cina dan Itali

Sudah cukup menyadarkan kami

Maka dari itu,

jika telah usai tugasmu

berikan pelajaran berharga

Kami tak keberatan

jika engkau pergi segera

dari kehidupan kami

Kau adalah pengalaman pahit kami

Yang mampu menerbitkan manisnya iman kami

Kami insyaf akan kelalaian kami

Kami bersyukur bahwa

engkau telah menjadi perantara

mengingatkan diri kami yang selalu alpa

Mengingatkan diri kami

akan kematian yang pasti dan nyata

Menyadarkan bahwa tak ada kuasa

atas kuasa-Nya

Sang pemilikmu, juga pemilik kami

Seru sekalian alam

Penguasa jagad raya

Zat yang maha agung

Tempat kami bersimpuh

Memohon segala ampunan

Amiin!

Tanjungpandan, 24 Maret 2020

Basri Wahid

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah pak merinding kmek macenye, seolah sang Maha Guru dekat sekali keberadaannye

24 Mar
Balas

Trims

24 Mar

Aamiin.

24 Mar
Balas

Amiin

24 Mar

Mantap, Pak Basri.

24 Mar
Balas

Terimakasih pak

24 Mar

Keren Pak puisinye

24 Mar
Balas

Trims

24 Mar

Mantap, diksinya puitis dan menyentuh.

24 Mar
Balas

Trims

24 Mar

Amin....Keren puisinye Pak.

24 Mar
Balas

Trims

24 Mar
Balas



search

New Post