Basri Wahid

Banyak yang mengatakan bahwa guru yang bernama BASRI WAHID ini salah mengambil jurusan. Pasalnya, karena ia lebih banyak berkecimpung di bidang seni mus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis Gurusina, Sebuah Saran Pembelajaran

Tantangan Menulis Gurusina, Sebuah Saran Pembelajaran

#Tantanganmenulisgurusiana

#Tantangan hari ke-52

Sampai saat ini pembelajaran menulis masih menjadi permasalahan sebagian besar guru bahasa Indonesia. Hal ini terkait oleh faktor rendahnya kemampuan dan minat menulis. Faktor rendahnya kemampuan dapat dilihat dari hasil tulisan siswa yang sebagian besar belum memenuhi harapan, sedangkan faktor minat dapat dilihat dari sedikitnya jumlah siswa yang mengikuti lomba yang berhubungan dengan tulis- menulis.

Rendahnya kemampuan menulis siswa karena kurangnya diberikan latihan-latihan yang berhubungan dengan menulis. Ismail Marahimin mengatakan bahwa pelajaran menulis dianaktirikan, kurang diberikan di sebagian besar sekolah-sekolah kita, pelajaran menulis hanya diberikan teori saja, dan tidak sejalan dengan metode pengajaran menulis seperti diajarkan di sekolah-sekolah guru. ( Marahimin 1993: 17 )

Sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum bahwa pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan penting dari empat aspek lainnya, yaitu mendengar, berbicara , membaca.

Namun kenyataanya masih banyak guru yang tejebak pada teori menulis. Pembelajaran menulis dirasa tidak tuntas, hanya sepotong-sepotong. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena sistem penilian kita selama ini masih berkiblat pada soal-soal objektif pilihan ganda. Adanya penilaian melaui Ujian Nasional selama ini semakin memperparah keadaan karena soal-soal pilihan ganda sesunggunya tidak mampu mengukur keterampilan menulis. Ada kesenjangan yang jauh antara tuntutan keterampilan dengan soal yang diujikan. Sejatinya keterampilan menulis harus diukur dengan praktik menulis itu sendiri.

Penilaian menulis dengan praktik menulis sudah mencakup seluruh aspek penilaian kebahasaan yang selama ini diajarkan oleh guru di kelas, dan itulah sesungguhnya penilaian autentik yang selama ini ini kita gembar-gemborkan. Maka kebijakan menghapus UN merupakan langkah awal untuk mengarah pada penilian keterampilan menulis yang sesungguhnya, sehingga guru tidak lagi terjebak dalam kegiatan latihan-latihan soal yang menjadikan siswa seperti mesin penjawab soal.

Berbagai pengalaman selama melaksanakan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan dalam menuangkan gagasan dalam kalimat yang baik dan lancar menjadi persoalan yang selalu dihadapi sebagian besar siswa. Masih banyak siswa yang belum mampu mengembangkan paragraf, yaitu mengembangkan kalimat utama menjadi paragraf yang kohesif dan koheren. Siswa belum mampu memilah-milah ide pokok untuk dikembangkan menjadi paragraf sehingga beberapa ide yang seharusnya dikembangkan ke dalam beberapa paragraf menumpuk dalam sebuah paragraf. Hal ini membuat tulisan yang dihasilkan menjadi dangkal dan singkat.

Pada kenyataannya pembelajaran keterampilan menulis belum sepenuhnya diarahkan pada latihan keterampilan hingga tuntas yang memungkinkan siswa menguasai keterampilan tersebut. Sangat jarang dilakukan pembahasan atau pengupasan secara tuntas terhadap tulisan siswa sehingga ia paham bagaimana mengungkapkan idenya ke dalam paragraf dan menghasilkan sebuah teks ideal.

Berkaca pada kenyataan di atas, saya tergelitik untuk mencoba mengaitkan pengalaman mengikuti tantangan menulis gurusiana dengan pola latihan terus menerus ini untuk bisa dijadikan ide cemerlang sebagai alternatif bagi pemecahan masalah pembelajaran menulis selama ini. Ide ini bisa menjadi bahan kajian guru bahasa Indonesia untuk praktik di lapangan. Bagaimana caranya?

Guru bisa memberikan tugas kepada siswa untuk latihan menulis secara kontinyu seperti yang saat ini kita lakukan melalui blog gurusiana. Pertama-tama guru harus membuat blog. Siswa diberi tugas untuk menulis melalui akun yang telah dibuat oleh gurunya. Tulisan yang dibuat bisa pengalaman sehari-hari siswa, tentang dunia anak-anak dan remaja sesuai lingkungan dan usianya, serta ide-ide cemerlang dari siswa dalam menyikapi situasi kekinian.

Guru bisa memulai dengan memberi tugas menuliskan hal-hal yang dekat dengan dunia siswa sehari-hari. Apalagi untuk siswa SD, mulailah dengan sesuatu yang sederhana dalam bentuk narasi yang mengungkapkan kejadian sehari-hari. atau mengungkapkan hasil pengamatan terhadap apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk deskripsi.

Jangan memulai dari sesuatu yang penuh khayalan, terutama untuk siswa SD, misalnya yang selama ini sering kita lakukan dengan menugaskan siswa untuk menulis bebas. Maka akan muncul judul-judul klasik “Berlibur ke Rumah Nenek,” padahal neneknya tak pernah tinggal jauh, tetapi dilukiskan seolah-olah berada di sebuah desa yang jauh, dengan kalimat pembuka yang juga klasik “Pada suatu hari.” Jika kita pada tahap awal kita sudah memulainya dengan tulisan bebas penuh khayalan, ini justru menjadikan pelajaran menulis atau mengarang dirasa sulit.

Untuk siswa SMP atau SMA, guru bisa memanfaatkan kompetensi dasar yang ada. Misalnya menulis cerita pendek, eksposisi, observasi, biografi, anekdot, eksplanasi, hingga menyusun karya ilmiah. Namun perlu diingat semuanya harus berproses. Hal ini dapat dilakukan sedikit demi sedikit secara kontinyu hingga tulisan yang diharapkan sesuai benar-benar bagus dan orisinalitasnya terjaga.

Tulisan yang dibuat siswa dibahas, dan diberikan kometar. Pembahasan bisa dilakukan di dalam kelas atau bisa juga melalui blog yang dibuat guru. Dengan begitu siswa tahu kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan bukan langsung memberikan nilai seperti yang selama ini dilakukan. Pembahasan tentang kelebihan dan kekurangan tulisan siswa tentu saja tidak sebatas pada penggunaan ejaan tetapi juga pada pengembangan paragraf, bagaimana siswa mampu menuangkan idenya menjadi sebuah tulisan yang baik dengan kalimat-kalimat yang efektif, hingga menghasilkan sebuah paragraf yang logis, kohesif dan koheren.

Semoga tulisan ini bisa menjadi alternatif bagi pemecahan masalah pembelajaran menulis selama Ini. Selamat mencoba!

Tanjungpandan, 31 Maret 2020

Ditulis oleh: Basri Wahid, Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Tanjungpandan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nah kalo ini aku setuju nian. Ide bagus apalagi untuk siswa SMP dan SMA.

01 Apr
Balas

Setuju pak, ide yg bagus utk mulai menumbuhkan minat menulis pada anak, Klo perlu siapkan reward khusus utk memotivasi anak yg bisa mencapai target

31 Mar
Balas

Betul buk

31 Mar

Ide yang cemerlang. Selamat pak.

31 Mar
Balas

Terimakasih bu

31 Mar

Keren artikelnya pak

31 Mar
Balas

Trims komennya

31 Mar

Mantap Pak

31 Mar
Balas

Trims mang

31 Mar

Ide bagus Pak, berkaca dari tantangan gurusiana menjadi tantangan siswasiana tentu ini merupakan penawaran ide yang cemerlang. Bagaimana caranya Pak? Saya sangat antusias Pak Basri, dengan ide ini.

31 Mar
Balas

Di artikel itu sudah ditulis alternatif caranya buk he he

31 Mar

Betul, belajar bahasa itu harus praktik tak bisa teori2 saja

01 Apr
Balas

Betul, belajar bahasa itu harus praktik tak bisa teori2 saja.

01 Apr
Balas

Setuju, lah, pak, mudah2an anak jd rajin menulis seperti gurunya. He he

31 Mar
Balas

Auk

01 Apr

Setuju Pak. Terbukti efektif mengasah ketermpiln Menulis saya, siswa pasti bisa jg.

31 Mar
Balas

Betul bu

31 Mar
Balas

Sangat setuju pak, jangankan membuat paragraf, meringkas satu paragraf saja anak tidak bisa ,

01 Apr
Balas



search

New Post